Rabu, 10 November 2010

Rayaku Terlambat Bicara

Aspek berbicara dan berbahasa merupakan salah satu aspek perkembangan seorang anak yang dimulai sejak bayi. Kemampuan bayi untuk berkomunikasi dimulai dengan reaksinya terhadap bunyi bunyian atau suara ayah ibunya.
Rayaku melewati aspek-aspek perkembangannya  secara normal, dia bisa memberikan senyum social ketika belum genap 2 bulan, bisa tengkurap di usia 2 bulan, duduk di usia 5 bulan, merayap, merangkak, merambat, berdiri dan akhirnya berjalan di usia hampir 13 bulan. Tetapi setelah diperhatikan lebih jauh, Rayaku jarang sekali mengeluarkan suara kecuali ketika ia tertawa. Rayaku hampir tidak berkembang dalam aspek bicara yang seharusnya , dimana  :
  • Usia  3  bulan, bayi mengeluarkan suara ‘coooiing’ berupa ‘aaaahh… untuk berkomunikasi dengan orangtua dan lingkungannya
  • Usia 6 bulan, kemampuan bayi mengeluarkan suara bertambah menjadi ‘babbling’ yakni mengeluarkan suara konsonan ‘ba…da…’
  • Usia 8 bulan, kemampuan ‘babbling’ menjadi ‘laling’ yaitu mengulang dua konsonan seperti ‘bababa……dadada…..mamama…..
  • Usia  1  tahun, anak mulai mengeluarkan kata bermakna untuk berkomunikasi seperti ‘mama’ untuk memanggil sang ibu atau ‘papa’ untuk memanggil sang ayah atau ‘mbak’ untuk memanggil pengasuhnya
  • Usia 18 bulan, anak sudah mampu memahami dan mengeluarkan sekitar 20 kosakata yang bermakna
  • Usia  2  tahun, anak sudah mampu membentuk ka;limat sangat sederhana seperti ‘mama pergi’ atau ‘mau pipis’ dlsb.
Di usia nya yang ke 18 bulan Rayaku masih anteng terdiam, jangankan kalimat atau kata bermakna, suara pun sama sekali tidak muncul dari bibir mungilnya.
Ada apa dengan Rayaku?
Apakah ia mengalami gangguan pendengaran atau tuli?  Tentu saja pertanyaan ini yang pertama muncul ketika anak belum juga berbicara, tetapi Rayaku selalu dengan lincah menari dan menggoyangkan badannya ketika mendengarkan music, ia bisa melakukan perintah sederhana seperti tutup pintu, ambil sepatu, buang ini ke tempat sampah dan perintah perintah sederhana lainnya. Hebatnya lagi di usia 18 bulan, ia bisa menunjuk dengan tepat anggota tubuh yang disebutkan mulai dari ujung rambut sampai kaki, Raya juga bisa menunjukkan dengan tepat warna-warna yang aku tanyakan…..
Rayaku juga tidak memiliki masalah interaksi, kontak matanya bagus ketika berkomunikasi dengan oranglain,  walaupun ia masih sedikit malu malu ketika bertemu dengan orang yang baru ia kenal, ia tidak perlu dibujuk lama untuk bersalaman. 
Tidak seperti anak perempuan yang pada umumnya, menyukai boneka  atau masak2an, Rayaku lebih menyukai mobil-mobilan, permainan konstruksi seperti balok dan lego, dia bisa memberikan rentang atensi yang cukup lama untuk memainkannya.
Prameswara Cahaya Rahman, usia 24 bulan

Raya and her wig
Pada usia 18 bulan, akhirnya aku berkonsultasi dengan dokter spesialis syaraf anak, setelah menceritakan gejala2 yang aku lihat dari Raya dan melalui serangkaian observasi....Akhirnya dokter mendiagnosis Rayaku mengalami Gangguan Bahasa Ekspresif tipe perkembangan, karena pada aspek-aspek lainnya Raya berkembang normal dan hanya pada bahasa ekspresifnya ia mengalami gangguan.....sedangkan yang dimaksud dengan gangguan berbahasa ekspresif adalah ketidakmampuan anak untuk mengekspresikan ide, pikiran dan pendapatnya melalui kata-kata atau secara verbal yang sesuai dengan usianya, sekalipun anak tersebut mempunyai pemahaman yang sesuai dengan usianya.
Raya TK A

Raya TK B


Dan 5 tahun kemudian Rayaku tumbuh menjadi putri yang cantik dan cerdas dengan  tingkat IQ jauh diatas rata2, ia tidak penah mengalami kesulitan lagi pada aspek bahasa dan bicaranya ... hanya saja kini jika ia terdiam ketika diberi pertanyaan.....  kemungkinan besar karena sifat malu2nya atau memang malas menjawab karena merasa pertanyaannya memang tidak penting untuk dijawab..he3x!













Sabtu, 06 November 2010

Ini Kisah Tentang Aku

Hai hai....
perkenalkan namaku Siti Hadiyanti Rahman, orang-orang terdekatku biasa memanggilku bubudyan. Aku bekerja di salah satu klinik perkembangan anak yaitu Indigrow Children Development Centre, disana aku bertugas sebagai guru individual untuk anak berkebutuhan khusus. Anak-anak berkebutuhan khusus ini sungguh sangat beragam, dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka, mulai dari kelompok PDD (Pervasive Development Disorder) yang menjadi payung dari Autis, PDD-NOS, Asperger, Rhett Syndrome, CDD (Child Disintegrative Disorder) lalu ada anak ADHD, Down Syndrome, GDD (Global Developmental Delay), Mental Retardasi, Gifted bahkan anak normal yang memiliki masalah sosial emosi atau anak normal dengan kesulitan belajar spesifik seperti dyslexia, dysgraphia dan dyscalculi ....semua ada disini...dan semua harus ditangani... dan itu sekilas tentang pekerjaanku...
Aku seorang 'ordinary woman' dengan sepasang anak-anak hebat yang membuatku terus belajar dan belajar setiap harinya... Sebagai ibu yang juga berprofesi sebagai guru individual untuk anak berkebutuhan khusus, aku tidak pernah mengira  akan memiliki anak-anak kandung, yang juga didiagnosis 'berkebutuhan khusus' di awal2 kehidupan batita mereka..How amazing...!

My Little Family
Prameswara dan Maheswara
Putriku Raya didiagnosis mengalami Gangguan Bahasa Ekspresif (GBE) pada usia 18 bulan dan putraku Andra didiagnosis mengalami Global Developmental Delay (GDD) pada usia 20 bulan. Kebahagiaan yang tiada bandingannya menjalani kehidupan bersama kedua malaikat hebatku.


Anak hanya titipan Allah semata, sudah menjadi kewajibanku untuk menjaga dan membesarkan mereka dengan sebaik baiknya. Sejujurnya itu bahasa dewa, aslinya lumayan babak belur juga punya 2 anak, sambil kerja, sambil ngasuh sambil gak punya pembantu...huhuhu..badanku rontok luluh lantak tak bertulang (lebay.com)




Anehnya ketika melihat mereka tersenyum ceria dan berebut memelukku sepulang kerja, semua lelah itu menguap entah kemana.Alhamdulillah ya Rabb....