Kamis, 09 Desember 2010

Toilet Training

 Toileting adalah kemampuan bantu diri dalam hal kebersihan diri (termasuk mandi, menggosok gigi, keramas, BAK dan BAB) yang harus mulai diajarkan kepada anak sedini mungkin. Tetapi biasanya yang dirasa paling urgent adalah kemampuan bantu diri untuk dapat BAK dan BAB. Untuk dapat melakukan toilet training, (khusus BAK dan BAB) ada beberapa hal yang harus dipenuhi, seperti  : 
Anak sudah harus mampu berkomunikasi dengan orang lain ( bisa dalam bentuk bicara ataupun gesture tubuh)    
 Anak sudah memiliki kesadaran (awareness) terhadap kebutuhannya untuk buang air kecil (BAK) dan atau buang air besar (BAB)
    Kemampuan toileting secara mandiri bukanlah hal yang instant, melainkan memerlukan proses yang terus menerus.
    Toilet training bisa diajarkan baik di rumah, di tempat terapi, atau dimanapun juga tetapi kemampuan ini dapat diajarkan ketika kebutuhan untuk BAK/BAB tersebut muncul. Anak berada di tempat terapi hanya 1 jam, dan ketika kebutuhan untuk toiletingnya sedang tidak muncul maka akan sangat sulit sekali untuk mengajarkan toilet training Sebaliknya anak tersebut selama 23 jam berada di rumah dan kebutuhan untuk toiletingnya pasti akan lebih sering muncul, sehingga kesempatan untuk melatih toilet trainingnya juga akan lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran toilet training akan lebih efektif untuk diajarkan di rumah, ketika kebutuhannya untuk BAB/BAK nya muncul.
    Tahapan mengajarkan toilet training sbb :
    • Hafalkan atau catat waktu-waktu anak buang air kecil, misalnya ketika bangun tidur, ketika bangun siang, ketika sebelum tidur malam, atau ketika frekuensi minumnya sangat banyak. Mendekati waktu-waktu buang air kecilnya, bawa anak ke kamar mandi untuk buang air di toilet lalu tunggu hingga anak benar benar buang air kecil. Hal ini untuk membangun kebiasaan bahwa jika anak ingin buang air, ia harus pergi ke toilet.
    •  Jangan memakai diapers, biarkan anak merasakan sensasi mengompol (merasakan tidak nyaman karena celananya basah). Diharapkan, pada akhirnya anak mau mengkomunikasikan keinginannya untuk buang air kecil. karena ketika terus menerus memakai diapers anak terbiasa untuk tidak mengkomunikasikan keinginannya  dan tidak muncul kebutuhannya untuk pergi ke toilet saat ingin buang air kecil.
    • Awal pengajaran, biasanya anak sulit untuk kooperatif, patuh, banyak menolak (tantrum, menangis, mengamuk) ketika akan diajarkan untuk toilet training, namun hal ini perlu terus diajarkan.  Berikan pujian saat ia mau BAB/BAK di kamar mandi.  Jika ia masih BAB/BAK dimana saja, tetap ajak ia ke toilet dan membersihkan diri di toilet.  Cerita-cerita atau dongeng mengenai BAB/BAK di toilet juga dapat diberikan ketika kita membantu anak membersihkan dirinya di toilet.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar