Aspek berbicara dan berbahasa merupakan salah satu aspek perkembangan seorang anak yang dimulai sejak bayi. Kemampuan bayi untuk berkomunikasi dimulai dengan reaksinya terhadap bunyi bunyian atau suara ayah ibunya.
Rayaku melewati aspek-aspek perkembangannya secara normal, dia bisa memberikan senyum social ketika belum genap 2 bulan, bisa tengkurap di usia 2 bulan, duduk di usia 5 bulan, merayap, merangkak, merambat, berdiri dan akhirnya berjalan di usia hampir 13 bulan. Tetapi setelah diperhatikan lebih jauh, Rayaku jarang sekali mengeluarkan suara kecuali ketika ia tertawa. Rayaku hampir tidak berkembang dalam aspek bicara yang seharusnya , dimana :
- Usia 3 bulan, bayi mengeluarkan suara ‘coooiing’ berupa ‘aaaahh… untuk berkomunikasi dengan orangtua dan lingkungannya
- Usia 6 bulan, kemampuan bayi mengeluarkan suara bertambah menjadi ‘babbling’ yakni mengeluarkan suara konsonan ‘ba…da…’
- Usia 8 bulan, kemampuan ‘babbling’ menjadi ‘laling’ yaitu mengulang dua konsonan seperti ‘bababa……dadada…..mamama…..
- Usia 1 tahun, anak mulai mengeluarkan kata bermakna untuk berkomunikasi seperti ‘mama’ untuk memanggil sang ibu atau ‘papa’ untuk memanggil sang ayah atau ‘mbak’ untuk memanggil pengasuhnya
- Usia 18 bulan, anak sudah mampu memahami dan mengeluarkan sekitar 20 kosakata yang bermakna
- Usia 2 tahun, anak sudah mampu membentuk ka;limat sangat sederhana seperti ‘mama pergi’ atau ‘mau pipis’ dlsb.
Di usia nya yang ke 18 bulan Rayaku masih anteng terdiam, jangankan kalimat atau kata bermakna, suara pun sama sekali tidak muncul dari bibir mungilnya.
Ada apa dengan Rayaku?
Apakah ia mengalami gangguan pendengaran atau tuli? Tentu saja pertanyaan ini yang pertama muncul ketika anak belum juga berbicara, tetapi Rayaku selalu dengan lincah menari dan menggoyangkan badannya ketika mendengarkan music, ia bisa melakukan perintah sederhana seperti tutup pintu, ambil sepatu, buang ini ke tempat sampah dan perintah perintah sederhana lainnya. Hebatnya lagi di usia 18 bulan, ia bisa menunjuk dengan tepat anggota tubuh yang disebutkan mulai dari ujung rambut sampai kaki, Raya juga bisa menunjukkan dengan tepat warna-warna yang aku tanyakan…..
Rayaku juga tidak memiliki masalah interaksi, kontak matanya bagus ketika berkomunikasi dengan oranglain, walaupun ia masih sedikit malu malu ketika bertemu dengan orang yang baru ia kenal, ia tidak perlu dibujuk lama untuk bersalaman.
Tidak seperti anak perempuan yang pada umumnya, menyukai boneka atau masak2an, Rayaku lebih menyukai mobil-mobilan, permainan konstruksi seperti balok dan lego, dia bisa memberikan rentang atensi yang cukup lama untuk memainkannya.
 |
Prameswara Cahaya Rahman, usia 24 bulan |
 |
Raya and her wig |
Pada usia 18 bulan, akhirnya aku berkonsultasi dengan dokter spesialis syaraf anak, setelah menceritakan gejala2 yang aku lihat dari Raya dan melalui serangkaian observasi....Akhirnya dokter mendiagnosis Rayaku mengalami Gangguan Bahasa Ekspresif tipe perkembangan, karena pada aspek-aspek lainnya Raya berkembang normal dan hanya pada bahasa ekspresifnya ia mengalami gangguan.....sedangkan yang dimaksud dengan gangguan berbahasa ekspresif adalah ketidakmampuan anak untuk mengekspresikan ide, pikiran dan pendapatnya melalui kata-kata atau secara verbal yang sesuai dengan usianya, sekalipun anak tersebut mempunyai pemahaman yang sesuai dengan usianya.
 |
Raya TK A |
 |
Raya TK B
|
Dan 5 tahun kemudian Rayaku tumbuh menjadi putri yang cantik dan cerdas dengan tingkat IQ jauh diatas rata2, ia tidak penah mengalami kesulitan lagi pada aspek bahasa dan bicaranya ... hanya saja kini jika ia terdiam ketika diberi pertanyaan..... kemungkinan besar karena sifat malu2nya atau memang malas menjawab karena merasa pertanyaannya memang tidak penting untuk dijawab..he3x!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar